Wednesday, 26 March 2014
Friday, 7 March 2014
MEKANIKA TANAH : PROSES PEMBENTUKAN DAN KLASIFIKASI
Tanah terbentuk atas proses pelapukan
1. Pelapukan Kimiawi
Terjadi perubahan kandungan mineral dari batuan aslinya. Hal ini dapat terjadi karen adanya elemen-elemen yang turut serta dalam pelpukan ini seperti oksigen, karbondioksida, zat asam, dan zat kimia lainya
2. Pelapukan Fisik
Terjadinya disintegrasi karena ‘wetting’ dan ‘drying’, bisa juga karena erosi oleh angin dan air. Ciri yang paling mendasar dari pelapukan ini adalah partikel akibat pelapukan masih memiliki sifat yang sama dengan material induknya.
Berdasarkan perpindahan pelapukanya tanah dibagi menjadi 2
1. Residual soil
Hasil pelapukan yang tidak berpindah sama sekali dari tempat asal dimana dia mengalami pelapukan tersebut
2. Sedimentary soil
Hasil pelapukan mengalami perpindahan dari tempat asalnya, bisa dibawa oleh air, angin, maupun es. Sifat materi tanah juga sering kali terpengaruh oleh zat yang membawanya.
a. Tanah coluvial (akibat gravitasi)
b. Tanah Alluvial (akibat air):
1. Tanah fluvial (sungai)
2. Tanah lacustrine(danau)
3. Tanah coastal (pantai)
4. Tanah marine (laut)
c. Tanah eolian (angin)
1. Sand dunes
2. Silty (loess)
3. Volcanic dust
d. Tanah glacial (akibat es)
1. Till (langsung oleh es)
2. Outwash (oleh air dari es yang meleleh)
Tanah sebagai particulate system : Maksudnya tanah tersebut terdiri dari gabungan beberapa partikel yang berbeda dan bukan terdiri dari hanya satu continuum (a single solid mass).
Sifat tanah yang terpengaruh akibat particulate system:
1. Deformasi tanah
Deformasi dari suatu massa tanah sangat dipengaruhi oleh interaksi dari partikel-2 tanah, terutama oleh sliding diantara partikel. Sliding diantara partikel merupakan suatu deformsi yang nonlinear dan irreversible. Oleh karena itu prilaku hubungan antara tegangan dan regangan tanah akan bersifat nonlinear dan irreversible
2. Adanya multiphase system
Karena terdiri dari berbagai partikel, maka didalamnya akan terdapat sebuah rongga/void, yang selanjutnya rongga tersebut dapat terisi oleh udara, air, maupun diisi oleh keduanya.
3. Faktor air akan merubah perilaku tanah
Karena dengan adanya air akan memengaruhi gaya-gaya pada bidang kontak antar partikel, yang selanjutnya akan berpengaruh pada kuat geser dan kemampatan tanah
4. Bila beban yang bekerja pada massa tanah berubah dengan cepat, maka perubahan ini akan dipikul baik oleh mineral skeleton maupun oleh pore fluid. Perubahan tekanan air pori ini akan menyebabkan pergerakan air dalam massa tanah sehingga prilaku tanah tersebut akan berubah dengan waktu.
Hubungan antar fase :
Porositas =Volume rongga/ volume total => n = Vv/Vt
Void ratio = volume rongga/volume solid => e = Vv/Vs
Jadi hubungan antara ‘e’ dengan ‘n’ adalah
n = Vv/Vt= Vv/(Vs+Vv) = (Vv/Vs)/(Vs/Vs + Vv/Vs) = e/(1+e)
n = e/(1+e) ; e = n/(1-n)
derajat kejenuhan = volume air / volume rongga => S=Vw/Vv
jadi untuk tanah jenuh S=1 dan untuk tanah kering S=0
Kadar air = berat air/berat solid => ω = Ww/Ws
Berat volume = berat / volume => γ = W/V
Berat volume kering = berat solid / volume => γd =Ws/V
γd= (Ws/Vs)/(V/Vs) = γs/(Vs/vs +Vv/Vs) = γs/(1+e)
Specifik gravity = berat volume solid / berat volume air => Gs=γs/γw
γs/γw = (Ws/Vs)/(Ww/Vw) = (Ws/Ww)(Vw/Vs) = (1/ω)(Vw/Vv)(Vv/Vs) = (S.e)/ω
Klasifikasi tanah :
a. Gravel (4,75 mm – 75 mm)
b. Sand (0,075mm – 4,75 mm) (saringan no 200 – saringan no 4)
c. Silt (0,005mm – 0,075)
d. Clay (0,001mm – 0,002)
Batas Atterberg
a. Shrinkage Limt : batas antara solid dengan semi solid
b. Plastic Limit : Batas antara semi solid denga plastis
c. Liquid Limit : Batas antara plastis dengan liquid
*Plasticity Index : Liquid Limit – Plastic Limit
Activity of Clay = Plastic limit / % berat Clay
KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN USCS
KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN AASHTO
Subscribe to:
Posts (Atom)